Seperti sudah diketahui bersama, ponsel lokal asal Cina berhasil menggeser dominasi ponsel global (branded) di bursa ponsel tanah air. Ponsel lokal ini cepat naik daun (booming) dikarenakan faktor harga, yang menawarkan fitur lengkap dengan banderol miring.
Bayangkan saja, dengan kocek Rp 500 ribu-an, konsumen bisa memperoleh ponsel berdisain QWERTY dengan dukungan fitur lengkap. Ada player musik-video, radio, kamera digital, slot memori dan fasilitas lain yang biasanya cuma ada di ponsel branded berbanderol mahal. bahkan, kini dengan harga kisaran tak jauh beda di ponsel lokal sudah bisa didapatkan fitur TV analog.
Inilah sebabnya, para vendor ponsel branded terkesan 'jengkel' dengan merk lokal tersebut, yang tercatat menggerogoti keuntungan mereka. Bahkan, hadirnya ponsel Cina diibaratkan sanggup 'mematikan' core bisnis vendor global. Terutama pangsa pasar di segmen bawah, yang digempur habis-habisan oleh ponsel lokal.
Belakangan pabrikan branded seperti Nokia, Sony Ericsson, LG dan Samsung tak mau lagi tinggal diam. Para pabrikan ini mulai menggelontor pasar dengan ponsel-ponsel murah yang 'tak murahan'. Kelengkapan maupun fitur-fiturnya oke, jauh diatas ponsel lokal. Tapi, harganya dibikin sedekat mungkin dengan ponsel lokal, dengan tujuan untuk kembali memikat para konsumennya.
Paling baru yakni Nokia, lewat seri X2-01 yakni ponsel QWERTY dengan banderol Rp 900 ribu-an. bahkan, pada penjualan perdana ponsel Nokia ini dilego cuma Rp 700 ribu. Antusias masyarakat pun membludak, dimana tempat-tempat penjualan dipadati calon konsumen.
Tak hanya Nokia, LG pun ikut menawarkan ponsel QWERTY murah semisal tipe C100 Nelson, GW300 dan GW305. Samsung juga unjuk gigi lewat model Samsung Ch@mp dan Ch@tt 322, yang harganya tak jauh dari angka Rp 800 ribu-an.
Intinya, ponsel lokal kini mulai dipojokkan oleh produk-produk pabrikan branded. Alhasil, 'kelangsungan hidup' ponsel asal Cina ini pun mulai terancam, yang artinya para vendor lokal akan menerapkan harga 'banting-bantingan' kelak jika permintaan turun dan stok ponsel masih berlimpah
Kamis, 06 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar